Hari ini 6 Juni 2018 seluruh santri Al Anwar 02 tingkat MA dan MTs memulai libur semester 2. Santri dari berbagai daerah di indonesia bisa melepas rindu dengan keluarga serta kampung halaman masing-masing.
Setelah sampai di rumah nanti, ada beberapa hal yang harus tetap di istiqomahkan oleh santri. Seperti dawuhnya mbah Maimoen “ Santri atau pelajar kalau pulang dari pondok atau tempat belajarnya, hendaknya dia bisa istiqamah. “ Dalam artian istiqamah disini adalah tidak meninggalkan kebiasaan baik yang dijalani sewaktu di pesantren, semisal dzikir rutinan, dan yang terpenting ibadah wajib serta ngaos Al Qur’annya.
Jangan sampai mengisi liburan kalian ini dengan prinsip kebebasan, lalu kalian melakukan hal yang kurang pantas. Bila kalian kembali pada kebiasaan buruk sebelum nyantri masyarakat di sekitar kalian akan menganggap waktu dan cara mondok kalian itu tiada hasil. Terlebih kalian santri Al Anwar Sarang, yang diasuh oleh K.H Maimoen Zubair serta K. H. Abdullah Ubab M.Z.
Orangtua serta guru-guru kita mengharapkan hal yang kita proleh di pondok dapat diterapkan di masyarakat. Bukan justru memicu kericuhan maupun masalah di masyarakat, yang merasa malu seharusnya bukan orang tua maupun guru kalian saja, justru kalian sendiri yang seharusnya paling malu. Kita dididik di pesantren untuk menjadikan kita anak yang shalih dan shalihah, berakhlakul karimah serta berbudi luhur.
Seperti yang disampaikan Pengasuh PPP Al Anwar 02 Nyai H. Roudlotul Jannah pagi tadi saat sowan. Hendaknya seluruh santri saat dirumah dapat menjaga etika serta prilakunya. Prilaku saat diluar maupun didalam rumah. Menjaga sikap kepada siapapun yang kita jumpai.
“Nanti kalau sampai di rumah masing-masing, saya berharap kalian semua mau membantu orangtua kalian. Karena orang tua itu, bahagia sekali saat anaknya mau membantu pekerjaan sekecil apappun. Apalagi saat melakukannya tanpa diperintah.” Jelas beliau.
Selain pesan beliau kita perlu mengingat pesan K.H. Rokib Ubab M.Z saat mauidoh di acara Hflah akhirussanah tanggal 17 Ramadhan yang lalu. Bahwasannya kita adalalah seberuntung-beruntungnya umat, karena menjadi umat Rasullulah Muhammad SAW. Karena para umat rasul terdahulu tidak diberi keistimewaan seperti kita, seperti yang di jelaskan pada dhibaiyah
“Ditanyakan oleh malaikat: Adakah nur itu pada Nabi Adam? Jawab Allah:Dengan nur ini, Aku anugerahkan kepada Adam martabat yang tinggi.
Ditanyakan oleh malaikat: Adakah nur itu pada Nuh? Jawab Allah: Dengan nur ini Nabi Nuh dapat selamat dari tenggelam dan binasalah orang-orang yang memungkirinya dari ahli keluarga dan kerabatnya.
Ditanyakan oleh malaikat: Adakah nur ini pada Nabi lbrahim? Jawab Allah:Dengan nur ini Nabi lbrahim sanggup menyampaikan hujjahnya dengan mengalahkan para penyembah berhala dan bintang-bintang.
Ditanyakan oleh malaikat: Adakah nur ini pada Nabi Musa? Jawab Allah: Musa itu adalah saudaranya, tetapi nur ini adalah kekasih-Ku dan Musa adalah penerima firman-Ku dan yang berbicara dengan-Ku.
Ditanyakan oleh malaikat: Adakah nur ini pada Nabi Isa? Jawab Allah: Dengan nur ini Nabi lsa membawa kabar akan kelahiran nur ini di antara dengan kenabiannya dalam jarak waktu sangat dekat, bagaikan mata dengan alis.
Ditanyakan oleh malaikat: Lantas siapakah kekasih mulia yang telah Engkau hiasi dengan hiasan ketenteraman, Engkau beri mahkota bari mahkota kewibawaan dan kemegahan dan Engkau kibarkan bendera kepemimpinan di atasnya?
Jawab Allah: Dialah seorang nabi yang telah aku pilih dari keturunan Luay bin Ghalib.
Yang ayah dan ibunya telah meninggal dunia, kemudian diasuh oleh kakeknya, kemudian oleh pamannya yaitu saudara kandung ayahnya yang bernama Abu Thalib.”
Jadi kita harus pandai-pandai bersyukur serta senantiasa bershalawat pada Rasullulah. Bahkan para ambiya’ sebelum nabi Muhammad mendapatkan syafaat tidak lain dari kekasih Allah nabi Muhammad.
Selain itu beliau sedikit mengulas mengenai kebiasaan-kebiasaan santri saat menikmati liburan. Mayoritas dari mereka menggunakan liburan sebagai ajang kebebasan dalam menggunakan berbagai fasilitas.
“Boleh saja kalian melakukannya, namun jangan berlebihan dan sampai lupa kewajiban. Saya hanya minta satu saja jangan sampai melupakan pondok dan identitas kalian semua sebagai santri.” Pungkas Gus Rokib
Dari dawuh para masyayikh, kita harus selalu ingat posisi serta kondisi diri kita. Siapa kita? Dimana kita? Serta apa yang kita lakukan?. Karena seluruh kegiatan yang kita sengaja maupun tak disengaja, orang tua atau guru kita tak tahu, Allah akan selalu tau. Jadi jangan membohongi diri kita sendiri dengan melakukan kemungkaran saat tak diawasi orang tua dan guru.
Semoga liburan yang dijalani seluruh sanri Al Anwar penuh barokah Ramadhan, serta dipergunakan merefresh niat sebelum kembali thalabul ilmi di Ma’had yang kita banggakan Al Anwar 02.