~SEPUTAR KEGIATAN SANTRI~

Kegiatan santri pada kemarin malam tidak seperti pada malam-malam biasanya yang diagendakan untuk ngaos bandongan malam Selasa dikhususkan untuk kegiat Burdahan bagi santri putri yang dilaksanakan setelah jama’ah Maghrib dan untuk santri putra kegiatannya Muhafadzoh setelah jama’ah Maghrib kemudian  dialnjutkan Khotmil Qur’an setelah Jam’ah Isya’.

Kegiatan ini sudah menjadi agenda rutinan, muhafadzoh yang dilaksanakan santri putra meliputi kitab Amtsilah At Tashrifiyyah, ‘Aqidatul Awam, , Al Imriti dan lainya sesuai kelas Muhadlorohnya masing-masing. Sedangkan kegiatan Burdahan dilaksanakan dengan khusyu’ dengan iringan Hadroh santri putri.

Burdah sendiri adalah syiir syiir yang luar biasa indahnya. Bait-baitnya menceritakan kehidupan Habibina Muhammad Saw.  Burdah adalah sebutan untuk kain atau selendang yang memiliki garis-garis dan fungsinya untuk penghias. Sang pengarang Shultonul auliya’ al ‘a rifiin Syarifuddin Abu Abdillah Muhammad bin Zaid al-Bushiri, atau yang biasa dijuluki Al-Bushiri (610-695H/ 1213-1296 M) mengaran qasidah ini tatkala ia sedang mengidap lumpuh separuh badan, dengan mengharap syafa’at beliau melantunkan syiir untuk memuji kekasih Allah Muhammad Saw.

Kemudian beliau bermimpi bertemu Rasullulah Saw. Kemudian diusaplah diri Al Bushri kemudian Rasulullah berkata “Itu” kemudian menyerahkan sehelai Burdah. Kemudian suatu hari ada seorang fakir yang memintanya untuk diajari syiir yang telah dikarangnya

kemudian beliau bertanya : “Yang mana?” sang fakir menjawab : yang engkau karang sewaktu engkau sakit dan kemudian ia menyebut مِنْ مُقْلَةٍ بِـــدَمِ……أَمِنْ تَذَكُّرِ, dan kemudian sang fakir berkata : “Demi Allah sungguh aku mendengarnya kemarin ketika disenandungkan disamping Rasulullah SAW dan Beliau bergerak – gerak dan hal itu mengherankan aku, kemudian Nabi Saw. memberikan Burdah (selendang) kepada orang yang menyenandungkannya.

Al Bushri melantunkan syiirnya dalam mimpi, di salah satu sisi Rasullulah,  setelah Al Bushiri sampai kepada kata – katanya

“فـمبـلغ العـلم فـيه أنـه بـشــر”  beliau tidak bisa menyempurnakannya, kemudian Rasulullah Saw. bersabda kepadanya  “Bacalah!” Jawab Al Bushiri  “Saya tidak bisa membuat mishra’ (suatu ‘ajz, atau rangkaian kedua dari satu bait) terhadap mishra’nya yang pertama. Lalu Rasulullah Saw. bersabda: “وأنـه خـيـرخـلـق الله كلهـم” karena itu Al Bushiri memasukkan mishra’ ini ke dalam baitnya tersebut, tepat seperti yang dikatakan oleh Nabi Saw. dan Al Bushiri menjadikan shalawat yang dibaca berulang – ulang setiap selesai membaca satu bait – bait Burdah, karena kecintaannya kepada lafadzh Nabi Saw.

Berikut salah satu fashl kitab Burdah yang mengisahkan mu’jizat Rasullulah Saw.

Bagian ke-V: mukjizat nabi shallallahu ‘alaihi wasalla

جَآءَتْ لِدَعْوَتِهِ الْأَشْجَارُ سَاجِدَةً      ۞     تَمْشِيْ إِلَيْهِ عَلىٰ سَاقٍ بِلاَ قَدَمِ

Pepohonan datang memenuhi panggilannya dengan sikap tunduk sopan

Berjalan menghadap kepadanya dengan batang tanpa telapak terciptakan

كَأَنّ مَا سَطَرَتْ سَطْرًا لِمَا كَتَبَتْ       ۞     فُرُوعُهَا مِنْ بَدِيْعِ الْخَطِّ فِيْ اللِّقَمِ

Seakan – akan pepohonan itu tuliskan sebuah lukisan

Lukisan indah menawan ditulis dahan ditengah jalan

مَثْلُ الْغَمَامَةِ أَنّٰى سَارَ سَآئِـــــــــرَةً         ۞     تَقِيهِ حَرَّ وَطِيْسٍ لِّلْهَجِيِـــرِحَمِي

Sebagaimana gumpalan awan ke mana saja nabi pergi

Ia sebagai payung perlindungan dari sengatan panas mentari disiang hari

أَقْسَمْتُ بِالْقَمَرِ الْمُنْتَشَقِّ إِنّ لَهُ       ۞     مِنْ قَلْبِهِ نِسْبَةً مَبْرُورَةَ الْقَسَمِ

Aku bersumpah demi penguasa rembulan nan pecah

Sesungguhnya hati nabi nan terbelah bak bulan yang dibelah

وَمَا حَوَى الْغَــــارُ مِنْ خَيْرٍ وَّمِنْ كَرَمِ    ۞     وَكُلُّ طَرْفٍ مِنَ الكُفّـــــــــــارِ عَنْهُ عَمِيْ

Dalam gua tsur nabi bersembunyi abu bakar sahabat yang menyertai

Semua mata kafir jadi buta tak dapat melihat mereka berdua

فَالصِّدْقُ فِي الْغَارِ وَالصِّدِّيْقُ لَمْ يَرِمَا  ۞     وَهُمْ يَقُولُونَ مَا بِالْغَــــــــــــــــــارِ مِنْ أَرِمِ

Nabi dan Abu Bakar As-Siddiq keduanya berada dalam gua

Mereka orang-orang kafir berkata tak seorang pun dalam gua

ظَنُّـــوْا الْحَمَامِ وَظَنُّوا الْعَنْكَبُوتَ عَلىٰ   ۞     خَيْرِ الْبَرِيّةِ لَمْ تَنْسُجْ وَلَمْ تَحُمِ

Mereka berprasangka merpati takkan berputar sekitar gua

Laba laba takkan bersarang di mulut gua jika sebaik – baik makhluk di dalamnya

وِقَايَةُ الله أَغْنَتْ عَنْ مُضَـــــاعَفَةٍ        ۞     مِنَ الدُّرُوْعِ وَعَنْ عَالٍ مِنَ الْأُطُمِ

Cukuplah Perlindungan Allah Swt, tiada butuh lagi

Pada baju berlapis besi dan benteng benteng nan tinggi

مَا سَامَنِى الدَّهْرُ ضَيْماً وَّاسْتَجَرْتُ بِهِ ۞     إِلَّا وَنِلْتُ جِوَاراً مِنْهُ لَمْ يُضُــــــــــــــــمِ

Tiada satu pun menyakiti diriku, lalu kumohon bantuan Nabi

Niscaya kudapat pertolongannya tanpa sedikit pun disakiti

لَا تُنْكِرِ الْوَحْيَ مِنْ رُؤيَاهُ إنَّ لَهُ       ۞     قَلْبًا إِذَا نَامَتِ الْعَيْنَانِ لَمْ يَنَمِ

Janganlah kau pungkiri wahyu yang diraihnya lewat mimpi

Karena hatinya tetap terjaga meski dua matanya tidur terlena

فَذَاكَ حِيْنَ بُلُـــــــــــــوغٍ مِن نُبُـوّتِهِ         ۞     فَلَيْسَ يُنكَرُ فِيْــــهِ حَالُ مُحْتَلَمِ

Demikian itu terjadi tatkala beliau diangkat menjadi nabi

Maka tak perlu diingkari keadaan nabi yang bermimpi

تَبَـــــارَكَ اللهُ مَا وَحْيٌ بِمُكْتَسَبِ         ۞     وَلَا نَبِــــــيٌّ عَلَى غَيْبٍ بِمُتَّهَمِ

Allah maha suci wahyu tiada dapat dicari

Tak ada seorang nabi dalam berita ghaibnya dicurigai

كَمْ أَبْرَأَتْ وَصِبًا بِاللَّمْسِ رَاحَتُهُ       ۞     وَأَطْلَقَتْ أَرِبًا مِنْ رِبْقَهِ اللَّمَمِ

Betapa banyak orang sakit sembuh ketika telapak tangannya menyentuh

Dan menyelamatkan orang yang butuh dari sakit gila yang terus kambuh

وَأَحْيَتِ السَّنَةَ الشّهْبَـــاءَ دَعْوَتُهُ        ۞     حَتّٰى حَكَتْ غُرّةً فِيْ الْأَعْصُرِ الدّهُمِ

Doa nabi dapat hidupkan tahun kering nan tiada hujan

Hingga bak titik putih di muka dalam lipatan hitamnya masa

بِعَارِضٍ جَاَد أَوْ خِلْتَ الْبِطَاحَ بِهَا     ۞     سَيْبًا مِّنَ الْيَمِّ أَوْ سَيْلاً مِنَ العَرِمِ

Dengan awan yang hujannya deras hingga kau duga jurang nan luas

Air mengalir dari samudera atau mengalir dari lembah yang menganga

دَعْنِ وَوَصْفِـيَ أٰيَاتٍ لَهُ ظَهَرَتْ        ۞     ظُهُورَ نَارِ الْقُرٰى لَيْلً عَلَى عَلَمِ

Biarkan aku mengurai mukjizat yang tampak pada nabi

Tampak bagai api jamuan malam hari di atas gunung menjulang tinggi

Semoga kita mendapat syafa’at Rasullulah Saw di yaumil qiyamah, Amiin.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *