Gondanrojo-(08/04) Masyarakat Indonesia memiliki berbagai kearifan lokal yang dikagumi masyarakat dunia. Budaya gotong royong yang sampai saat ini masih melekat di masyarakat indonesia menjadi wujud indahanya kebersamaan dalam bermasyarakt. Berbeda dengan masyarakat di negara lain, mereka lebih memilih prinsip hidup individualis.
Partisipasi dan jiwa solidaritas yang dimiliki masyarakt indonesia lahir sejak ratusan tahun sebelum negara ini dikenal dengan nama Indonesia. Masyarakat kita sudah terbiasa mendirikan rumah secara beramai-ramai, tindakan ini dilakukan secara sadar tanpa mengharap imbalan. Pandangan orang terhadap budaya gotong royong berkonotasi pada hal positif, sebab siapapun yang berpartisipasi memiliki jiwa yang solid dan tulus. Kegiatan tersebut mampu membangun masyarakat yang kukuh, dengan menyatunya semua pihak dalam satu tindakan untuk tujuan yang sama.
Pada Ahad siang, 7 April 2019 sebagian santri putra Al Anwar 02 melaksanakan ro’an (kerjabakti, red) pembangunan gerbang YPP. Al Anwar 2. Pembangunan yang dirintis sejak 11 Februari 2019 ini sudah mencapai 30% dengan target rampung pada pertengahan Syawal. Ustadz Miftahudin yang menjadi koordinator proyek ini dan tim harus menggarap 3 proyek di tiga titik yang berbeda, yaitu kompleks Darul Quran (putri), Tahfidzul Quran (putra) dan gerbang itu sendiri. Sehingga memerlukan banyak pekerja. Dalam hal ini banyak santri yang digandeng untuk pembangunan gerbang, khusunya pengurus keamanan yang setiap hari menjadi partner para tukang.
Ketua Pondok Pesantren Al Anwar 2, Ustadz Mustaqim menjelaskan, pembangunan gerbang yang memakan dana hingga 80 juta ini akan menjadi icon bagi Yayasan. Selain untuk menyempurnakan fasilitas, gerbang akan dibuat semegah mungkin. Kemudian menjadikan Al Anwar 2 lebih dikenal melalui daya tarik gerbangnya. Selain gerbang ada beberapa infrastruktur lain yang diselesaikan bersama proyek ini.
“Gerbang itu nanti akan kita bagi menjadi dua 2, bagian yang barat akan disatukan dengan gedung MA, dan yang timur bersebelahan dengan kediaman KH. Roqib Ubab. Nanti yang barat itu standby tutup, jadi yang kita buka itu hanya akses keluar masuk santri saja. Tidak sepeti biasanya yang standby buka. Syarat masuk pondok juga akan diperketat, tamu harus menunjukkan KTP, kartu mahrom dan persyaratan lain, hal ini akan diaktifkan bila gerbangnya sudah jadi. Gambaran gerbang sangat menarik, ada nama pondok, kemudian instansi pendidikan seperti MI, MTs, MA dan Madin Takmiliyah pada gerbang. Selain itu juga disediakan tempat untuk selfie dan taman-taman di depan gerbang.” jelas ketua pondok yang juga kepala MI Al Anwar tersebut.
Beliau menambahkan, respon positif ditunjukan berbagai pihak, khususnya pengasuh. Karena sebelum penggarapan proyek kami sudah sowan (klarifikasi, red) dan respon Abah sangat bagus dan mendukung.
“Ya abah sangat mendukung, karena bagaimanapun pembangunan gerbang adalah untuk keamanan, dan keamanan itu adalah salah satu inti dari pondok yang harus ditekankan. Gerbang juga adalah wajah kita, kalau gerbang itu jelek maka kita akan menunjukkan citra jelek di masayarakat. Sedangkan, kalau gerbang itu baik maka kita akan dipandang dengan penuh kebaikan.” pungkasnya.
Pada bagian bawah difungsikan sebagai gerbang dengan standby tutup. Kemudian, sebelah timur itu pos satpam dan juga pos jaga keamanan. Sebelah barat itu ada kantor keamanan dan pusat informasi, lantai atas sebagai ruang tamu dan kamar tamu.
Selain menambah infrastruktur gerbang ini juga dapat membangun citra dimasyarakat serta menambah daya tarik bagi santri dan calon santri yang akan menimba ilmu di Al Anwar 2. Peningkatan fasilitas dan infratsruktur ini merupakan upaya konsekuensitas dan peningkatan ketertiban pondok pesantren.