DARI MULUT TURUN KE HATI

Pepatah mengatakan “Mulutmu adalah harimaumu”, dari kutipan kata-kata ini kita dapat menganalisis dalam artian segala sesuatu yang keluar dari mulut kita pengaruhnya sangat besar.  Kita harus selalu berfikir panjang sebelum mengucapkan suatu hal. Pada bulan yang suci ini hendaknya kata-kata baik saja yang kita ucapkan. Ucapan yang baik adalah ucapan yang bermanfaat, tak sekadar manfaat segi bahasanya namun juga maknanya.

Sebaik-baiknya ucapan adalah melafalkan kalimatullah dan pujian bagi Rasullulah. Dzikir adalah metode terbaik untuk membiasakan mulut kita berucap baik. Tidak harus berdzikir panjang, cukup sederhana saja, namun harus istiqamah. Dalam suatu riwayat hadist, Imam An Nawawi, Muawiyah bertanya kepada Rasullulah kemudain Rasullulah mejelaskan, Alllah SWT. sangat berbahagia apabila ada hambanya yang berdzikir (Sumber: Kitab Adzkar/kitab pengaosan santri Al Anwar 02 selama bulan Ramadhan)

Selain itu ada beberapa kalimat dzikir yang berfaidah luar biasa. Meski sederhana barokah yang menyertai setara dengan kerajaan nabiyullah Sulaiman a.s. Sedangkan dapat dibayangkan kerajaannya meliputi alam manusia, tumbuhan, hewan bahkan, jin sekalipun. Ada dua kalimat yang ringan diucapkan sekaligus  paling disenangi oleh Allah aza wajalla yaitu, “ سُبْحَانَ اللّهِ وَ بِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللّهِ الْعَظِيمِ” Adapun empat kalimat yang disenangi oleh Allah terkumpul dalaf lafadz “سُبْحَانَ اللّهِ ، والْحَمْدُللّهِ ، وَ لا اِلهَ اِلَّا اللّهُ ، وَ اللّهُ اَكْبَرُ” yang kebaikannya maa bainassamaawaati wal ard.

Dengan syarat dzikir yang kita ucapkan semata-mata hanya karena Allah, tidak karena ingin disegani manusia, atau dipandang dengan derajat yang luhur. Bila kita beranggapan seperti itu kita dapat digolongkan menjadi orang yang riya’. Bila kita ikhlas maka Allah akan senantiyasa membalas dengan kebaikan yang tak ternilai. Ikhlas adalah kunci dalam meraih kesuksesan, dalam suatu kisah diceritakan mengenai kemanfaat ikhlas sangat besar, cerita ini datang dari Imam An Nawawi. Karena keikhlasan beliau seluruh kitab yang beliau tulis saat hendak dibaca, nur terpancar dari lembaran-lembaran kitabnya. Hal ini terjadi karena saat menyelesaikan penulisan kitab imam An Nawawi sangat ikhlas. Adapun ciri-ciri ikhlas adalah.

  1. Saat melakukan sesuatu dipuji ataupun tidak perilakunya akan tetap sama.
  2. Biasanya kita akan lupa dengan hal yang kita lakukan sebelumnya karena kita melakukannya dengan setulus hati.

Semua ini kembali lagi pada niat, karena niat adalah pokok segala-galanya. Amalan yang kita lakukan digolongkan berdasarkan dengan niat. Dengan suatu yang awalnya dianggap kurang baik bisa menjadi sangat baik. Kita dapat belajar dari kisah wanita pelacur yang masuk surga karena memberi air minum pada seekor anjing yang sangat kehausan, itu terjadi karena ketulusan hatinya dan niat yang baik.

Ketua Yayasan Al Anwar 02, Agus Rokib Ubab M.Z. menyampaikan, adapun Rasullulah meriwayatkan hadist “إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ” yang kemudian dibahas dalam 70 bab kitab fiqih. Hendaknya kita menata hati dan memperbarui niat awal kita melakukan sesuatu.

“Jangan pernah melakukan sesuatu karena takut akan manusia, merasa seperti itu termasuk dalam syirik. Sebaliknya jangan pernah merasa sok suci, karena pada hakikatnya Allahlah ynag maha suci dan menyucikan makhluknya” Tutur beliau dalam pengaosan semalam.

Kembali pada dzikir, dengan ketulusan hati serta niatan yang baik dzikir dapat mununtun kita pada shiraathal mustaqiim. Melalui dzikir, tidak hanya kemanfaatan rohaniah saja yang dapat kita rasakan bahkan kemanfaatan jasmani turut kita rasakan.

“Pada anatomi tubuh kita ada 360 lebih organ yang merasakan faedah dzikir yang kita lakukan. Jadi saat kita berpikir mengenai akhirat, dunia akan mengikuti. Bukan memikirkan dunia yang hanya monoton, lalu akhirat kita lalaikan” tambahnya

Jadi banyak berdzikir dibulan Ramadhan sangat bagus. Meski sebentar dan kalimat yang kita lafalkan hanya kalimat sederhana. Salah satu contohnya adalah “لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ” yang diibaratkan gedung-gedungnya surga. Bila kita tidak mampu (berdzikir yang dianjurkan,red) menghadap kiblat, dan anteng. Kita dapat berdzikir sambil istirahat, seperti mau tidur, bahkan saat beraktifitas biasa.

Mari dibulan yang istimewa ini kita memperbanyak amalan terutama dzikir. Karena dzikir juga mampu menjaga kita dari kemudharatan karena kita senantiasa mengingat Allah. Dzikir yang kita lakukan hendaknya tidak hanya ada pada lisan saja namun harus dihayati dan dirasakan sampai ke hati, jadi benar-benar merasakan akan ikatan batin hambanya dengan Tuhannya.

 

 

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *