MENDATANGKAN HIDAYAH DENGAN BERSYUKUR.

Manusia diciptakan oleh Allah hanya untuk menyembah pada-NYA. Namun ada satu makhluk yang membangkang pada Allah karena merasa dirinya yang paling mulia daripada manusia, yaitu syaithan. Syaithan menolak perintah Allah untuk bersujud kepada nabiyullah Adam A.S. Akhirnya Allah mengusirnya dari surga dan neraka sebagai jaminan akibat perbuatannya itu. Namun tidak membawa tangan kosong, shaithon meminta satu sarat kepada Allah supaya diperbolehkan mengganggu manusia sampai hari kiamat datang, suntuk pada akhirnya ikut masuk neraka.

Bagi seseorang meyakini bahwa tiada tuhan yang haq disembah kecuali Allah adalah suatu hal yang mendalam. Tidak hanya pelafalan melalui lisan saja, tetapi seharusnya ketika seseorang melafalkan kalimat tersebut seluruh jiwa dan raganya telah terikat dalam hukum Allah. Namun tidak setiap orang mendapat kenikmatan melafalkan syahadat, hanya orang-orang yang diberi hidayah oleh Allah, yang bisa merasakan ni’mat keimanan .

Allah SWT, akan memberi hidayah pada seseorang bilamana orang itu sendiri bersih hatinya. Meski orang yang alim, luhur budinya, tersohor sekalipun tidak akan mampu mendatangkan hidayah kecuali Allah. Kisah ini bisa kita ambil dari perjalanan Rasulullah dalam dakwahnya, beliau pernah berdo’a kepada Allah. “ Ya Allah buatlah kedua orang ini : Abu Jahal (Amru bin Hisyam) dan  Umar bin Khathab. Masuk islam,” Dengan harapan, islam akan kuat dengan mualafnya kedua pembesar Qurays ini. Pada akhirnya Allah memberi hidayah kepada Umar bin Khathab melalui sang adik,  Fatimah. Tatkala Umar mengetahui pemeluk Islam sudah banyak, ia bergegas menarik pedang hendak membunuh Rasulullah, namun di tengah perjalanan ia dihentikan suatu hal, yang tak lain adalah kabar keislaman adiknya beserta suami. Bergegaslah Umar ke kediaman Fatimah dan mengurungkan niat membunuh Rasullulah.

Saat berada di kediaman adiknya, Umar mencengkeram Sa’id bin Zaid lalu berkata “ Tidakkah kau telah keluar dari agamamu dan mengikuti agama Muammad!” kemudian Sa’id menjawab “Wahai Umar, apakah kau melihat kebenaran hanya ada pada agama mu?” Seketika Umar menjatuhkan Sa’id, lalu memukulnya. Keluarlah Fatimah dengan mushaf Al Qur’anul Karim ditangannya. “Apakah kau melihat kebenaran selain pada agamamu?” Umar kemudian menampar Fatimah hingga berdarah. Umar yang menyaksikan penderitaan adiknya ini merasa tersentuh lalu berkata “Berikan padaku, apa yang ada ditanganmu itu!” Dengan tegas Sayyidah Fatimah menolak “Tidak, kau masih najis. Hendaknya engkau mandi dulu.” Melihat ketaatan adiknya, Umar menurut dan pada akhirnya menyatakan keislamannya setelah membaca surat Taaha ayat 1-8.

Kita harus berusaha memperbaiki diri dalam berbagai segi kehidupan. Supaya Allah memberikan hidayahnya kepada kita. Dengan bersyukur akan ni’mat Allah adalah salah satu caranya, karena rasa syukur ini sangat sulit dilakukan. Semua harus dicoba sampai akhirnya kita berhasil, mengingat kisah nabi Ayyub A.S. yang menjadi hamba Allah yang paling sabar meski ujian datang bertubi-tubi. Hal ini bisa terjadi karena Allah telah memberi tahu pada syaithan bahwa ada seorang hamba-NYA yang taatnya luar biasa. Kemudian syaithan mengatakan, kenikmatan harta dan anaklah yang menjadikan Ayyub A.S. selalu taat pada Allah. Kemudian Allah memberi izin kepada syaithan untuk merenggut harta serta keturunan nabi Ayyub. Pada riwayat lain diceritakan juga syaithan meniupkan penyakit kepada nabi Ayyub A.S. melalui hidung sehabis shalat. Nabi Ayyub akhirnya menderita penyakit kulit yang parah hingga ada belatung yang bersemayam di tubuh beliau. Sang istri (Rahma) sampai meminta nabi untuk memohon kesembuhan kepada Allah. Dengan sabar nabi Ayyub mengatakan “Aku ini malu kepada Allah, aku telah diberi kenikmatan bertahun-tahun. Baru saja diberi sakit sebentar aku sudah mengeluh.” Mendengar perkataan ini siti Rahma tetap sabar dan merawat nabi Ayyub yang hanya mampu terbaring. Suatu hari siti Rahma pergi ke kota dan menjual rambutnya demi sepotong roti, mendengar ini nabi Ayyub marah lalu bernadzar akan mencambuk istrinya 100 kali.

Selama sakit 18 tahun nabi Ayyub hanya berdoa kepada Allah, beliau meminta, biarlah belatung ini menggerogoti seluruh tubuhnya kecuali lidah yang digunakan untuk berdzikir dan hati ynag digunakan untuk mengingt Allah. Usaha yang dilakukan syaithan ini selalu gagal dan mampu membuktikan besarnya  ketaatan nabi Ayyub pada Allah. Sampai akhirnya Allah memerintahkan nabi Ayyub untuk menghentakkan kaki ke tanah, lalu munculah sumber mata air yang mampu menyembuhkan beliau bahkan lebih sehat dari sebelumnya.

Dari beberapa cerita ini kita harus selalu bersyukur dengan kenikmatan yang diberikan Allah. Ni’mat yang diberikan Allah tidak sebatas harta yang melimpah namun kesehatan kita dalah ni’mat yang luar biasa. Syukur juga mendatangkan barokah serta hidayah dalam hidup kita. Selalulah bersyukur dengan apa yang kita miliki, termasuk ujian yang diberikan kepada kita adalah ni’mat yang akan datang dikemudian hari. Selalulah bersyukur karena syukur kunci keni’matan dunia akhirat.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *