Sengatan Mentari Tak Lunturkan Niat Santri

REMBANG – Untuk mendapatkan suatu hasil, pasti memerlukan pengorbanan. Seperti yang dilakukan oleh semua santri putra Pondok Pesantren Al-Anwar 2 Jum’at lalu(20/4). Meski dalam keadaan cuaca yang sangat menyengat, seluruh santri tetap memegang teguh niatnya.

Kebersamaan santri saat berangkat menuju maqbaroh

Perjalanan dimulai dari depan gerbang MA Al-Anwar Sarang tepat pada pukul 08.00 WIB. Dengan menggunakan sistem urut tingkatan, mulai dari kelas VII sampai kelas XI. Kelas XII tidak dapat ikut serta dalam kegiatan tersebut dikarenakan masih harus menjalani kegiatan USBN.

susana tahlil

Dengan awal niat untuk sowankepada K.H. Syu’aib dan K.H. Zubair Dahlan, semua santri bersemangat dalam mengarungi Jalan Pantura agar dapat sampai ke maqbaroh. Maqbaroh yang pertama dikunjungi yaitu Maqbaroh Stumbun. Kemudian, baru Maqbaroh Simpek yang mana pembacaan tahlil dipimpin langsung oleh K.H. Roqib Ubab. Sedangkan pembacaan doa dipimpin oleh K.H. Abdulloh Ubab Maimoen Zubair.

Tahlil dipimpin oleh K. H. Raqib Ubab

Seorang panitia ziaroh, Ahmad Nabil Fikri, mengatakan bahwa kegiatan tersebut menuai banyak support dari berbagai pihak. Mulai dari keamanan, kema’arifan, sampai staf kantin. Tidak hanya itu, polisi juga ikut serta dalam mengamankan acara ziaroh tersebut.

“Alhamdulillah, semua kegiatan berjalan lancar. Tak ada halangan yang berarti. Meski harus merasakan panasnya cuaca,” tambah seorang yang bertubuh lencir itu.

Tak dapat dipungkiri, perjalanan ziaroh para santri memang tertempa oleh panas mentari yang sangat menyengat. Bagaimana tidak, perjalanan dimulai pada pukul 08.00 WI, yang mana pada waktu tersebut, Jalan Pantura terkenal akan kepadatannya. Polusi udara, keramaian pasar, ditambah lagi pada waktu itu sengatan mentari begitu dahsyat.

Ustadz Mustaqim (Ketua pondok), K.H. Abdullah Ubab MZ (Pengasuh Pondok) , K.H. Roqib Ubab MZ. (Ketua Yayasan Al Anwar 02)

Salah satu santri kamar 11, Abdalhaqq M.S, menyatakan bahwa perjalanan ini memang melelahkan. “Apalagi perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki sejauh 3.000 meter,” lanjutnya.

Namun, semua yang dirasakan terlepas sudah ketika lantunan tahlil dan ayat-ayat Al-Qur’an dibacakan. Semua perasaan lelah dan letih habis sudah dan tinggal tenang yang menyelimuti hati para santri.

 

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *