Sarang (17/8) Ratusan santri Al Anwar 2 memenuhi halaman MTs Al Anwar bak buih di lautan. Sesekali mereka mengipas-ngipaskan sobekan dari kardus sekadar untuk mengurangi rasa gerah yang hinggap. Bukan hal yang mudah berdesakan dengan berbagai macam karakter manusia di bawah terik matahari.

17 Agustus merupakan hari yang ditunggu-tunggu sebagian besar warga Indonesia termasuk santri. Mereka menunggu momen ini yang hanya dilakukan sekali dalam setahun. Semangat terus mereka tunjukan walau harus meneteskan peluh di hari yang terik ini.
Seluruh panitia mulai dari komandan sampai pemimpin barisan telah siap melaksanakan upacara Peringatan Kemerdekaan. Upacara yang khas ala Al Anwar 2 menjadi kebanggan tersendiri bagi santrinya. “Kami memang tidak ikut serta berperang, namun kami juga merayakan kemerdekaan. Sarung kebanggan yang kami kenakan menjadi saksi cinta kami pada NKRI pada upacara pagi ini.” ucapa salah seorang santri yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Selain seragam upacara terdapat perbedaan saat mengheningkan cipta. Tidak seperti pada umumnya, mengheningkan cipta pada upacaranya santri Al Anwar 2 adalah lantunan sholawat yang dipersembahkan oleh hadrah Al Anwar 2. Meski demikian, filosofinya tetap sama yaitu mengenang perjuangan pahlawan.

Inspektur Upacara K.H. Ahmad Zaki Mubarak, Menyampaikan tanggal kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus. Memiliki kesamaan dengan peristiwa Fathul Makkah. Di mana peristiwa tersebut Nabi Muhammad berhasil menguasai kota Makkah dan menghancurka berhala-berhala di sekitarnya. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 17 Romadhan.

Merekam kembali peristiwa kemerdekan Indonesia yang sebelumnya terjadi pro dan kontra antara golongan tua dan golongan muda mengenahi waktu kapan diadakannya penetapan kemerdekaan. Kemerdekaan Indonesia tak luput dari perjuangan para pemuda, karena pemuda yang seharusnya dimiliki NKRI adalah pemuda yang mampu menjadi pelopor kemerdekaan dengan segudang gagasan dan wawasan. Terlebih seorang santri yang menjadi idaman agama, nusa dan bnagsa.

Di akhir upacara setelah berbaur dengan panas dan sesak. Para santri disuguhi drama yang dipersembahkan santri Al Anwar yang bertema kemerdekaan “Perjuangan Pangeran Diponegoro”. Dengan tujuan mengenang kembali dan mengambil ibrah dari perjuangan para pahlawan dan Masyayikh.